Dikarenakan kondisi Cina pada waktu itu dilanda perang hingga ia kemudian pindah ke Hongkong untuk mengadu nasib. Di Hongkong, ia kemudian tinggal di rumah pamannya yang kaya. Namun disana ia selalu dianggap remeh oleh keluarga pamannya. Hingga kemudian Li Ka Shing berusaha membuktikan diri bisa hidup dengan mandiri.
Pada usia 16 tahun, Li Ka Shing kemudian mencoba bekerja di sebuah pabrik perdagangan plastik. Disana ia bekerja selama 16 jam sehari. Gajinya sebagai karyawan plastik ia 90 persennya ia berikan kepada ibunya. Beberapa tahun bekerja di pabrik plastik membuat ia kemudian banyak memiliki pengalaman mengenai bagaimana mengolah plastik yang baik untuk diperdagangkan.
Mulai Mendirikan Perusahaan Sendiri
Ia kemudian nekat berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan plastik dan kemudian mendirikan perusahaan sendiri bernama Cheung Kong Industries. Perusahaan tersebut berdiri berkat hasil dari Li Ka Shing meminjam modal kepada keluarganya, naluri bisnisnya yang bagus membuat perusahaannya berkembang dengan cepat. Li Ka Shing mengerti bagaimana membuat sebuah plastik yang memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang murah dan juga terjangkau.
Melihat kondisi perusahaannya yang bagus, Li Ka Shing kemudian mencoba melebarkan sayap bisnisnya di bidang real estate. Ia kemudian mendirikan perusahaan bernama Cheung Kong pada tahun 1971. Perusahaan ini kemudian juga berkembang dengan cepat. Namanya kemudian semakin terkenal di kalangan para pengusaha disana. Delapan tahun kemudian, Li Ka Shing kemudian mengakuisisi perusahaan Hutchison Whampoa Limited dari HSBC.
Proses akuisisi tersebut kemudian menjadikan Li Ka Shing menjadi konglomerat baru di Hongkong. Ia merupakan pebisnis yang tidak cepat merasa puas. Untuk melebarkan usahanya lagi ia kemudian banyak menginvestasikan uangnya di bidang pelabuhan kontainer di seluruh dunia. Ia dikenal sebagai orang yang menguasai 13 persen usaha pelabuhan kontainer di seluruh dunia.
Ia kemudian menjual kepemilikan Hutchison Whampoa kepada Orange Mannesman Gruop (O2) dan berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 15,2 Milyar Dollar, ia juga berhasil mendapatkan keuntungan dari penjualan sebagian aset Hutchison Telecomunication yang ia jual kepada Vodafone dan mendapatkan keuntungan sebesar 11 milyar dollar.
Ia banyak menginvestasikan hartanya di dengan banyak mengakuisisi perusahaan-perusahaan di dunia dan kemudian menjualnya kembali setelah kondisi perusahaan tersebut membaik. Seperti pada tahun 2012, ia membeli perusahaan gas wales and west utilities seharga 1 milyar dollar. Li Ka Shing juga dikenal sebagai pebisnis yang menginvestasikan uangnya ke facebook milik Mark Zuckerberg. Ia merupakan pebisnis yang banyak memiliki perusahaan-perusahaan besar dengan perkembangan yang bagus.
Menjadi Orang Terkaya di Asia
Menurut majalah Forbes pada tahun 2015, harta Li Ka Shing mencapai 26,6 milyar Dollar atau sebesar 364,3 trilyun rupiah. Majalah Forbes bahkan memasukkan nama Li Ka Shing dalam daftar 10 orang terkaya di dunia pada tahun 2012 dan juga bertengger sebagai orang terkaya di benua Asia. Li Ka Shing lebih banyak menghabiskan waktunya dengan tinggal di Hongkong meskipun ia juga memiliki kewarganegaraan Kanada. Ia menikah dengan Chong Yuet Ming dan memiliki anak bernama Richard Li, Victor Li Tzar-kuoi. Anaknya Richard Li juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Hongkong.
Biodata Li Ka Shing
- Nama Lengkap : Li Ka Shing
- Lahir: 29 Juli 1928 (87 tahun)
- Pasangan: Chong Yuet Ming
- Kekayaan bersih: 26,6 miliar USD (2015)
- Anak: Richard Li, Victor Li Tzar-kuoi
- Saudara kandung: Li Ka-chiu, Li So-wah, Li Ka-suen
- Orang tua: , Li Yun-jing (Ayah), Zhuang Bi-qin (Ibu)
- Pekerjaan :
- Chairman Cheung Kong Holdings,
- Hutchison Whampoa
- Li Ka Shing Foundation.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment